MATERI SOTIS #16
_SEKOLAH ORANGTUA IMAM SYAFI’I
Oleh: Abdul Kholiq
Fase perkembangan manusia hanya ada dua, yaitu fase anak-anak dan dewasa.
Setelah anak memasuki fase baligh, maka statusnya bukan anak-anak lagi, tetapi statusnya adalah sebagai seorang yang telah dewasa, yaitu memiliki tanggung jawab sebagai pemikul beban syariat (mukallaf). Seorang yang telah baligh seharusnya datang pula aqil. Baligh adalah dewasa fisik, dan aqil adalah dewasa mental.
Anak yang telah baligh tetapi belum aqil dinamakan REMAJA. REMAJA disebut juga “mahluk asing” yang baru muncul di muka bumi ini. Karena:
– Dunia tidak mengenal REMAJA kecuali sejak awal abad ke 20 setelah terjadinya revolusi industri.
– Islam tidak mengenal REMAJA, adanya anak-anak dan dewasa.
– Dunia pendidikan hanya mengenal Pedagogi (pendidikan anak) dan andragogi (pendidikan orang dewasa), tidak mengenal “Remajagogi” (pendidikan REMAJA)
– Di Indonesia dikenal adanya REMAJA sejak tahun 60 an
– Undang-undang KUHP, hukum pidana, perdata tidak mengenal REMAJA
– Dalam sejarah ada Sumpah Pemuda tapi tidak ada sumpah REMAJA
REMAJA cenderung:
– Galau
– Tidak punya Jati diri
– Konsumtif
– Tidak mandiri
– Destruktif atau merusak
– Mudah berbuat “NEGATIF”
– Remaja ibarat mobil tanpa rem..!
Kenapa bisa muncul remaja…?
Munculnya remaja merupakan indikator belum berhasilnya sistem pendidikan yang telah diterapkan, sebab pendidikan anak memiliki batas waktu untuk untuk dapat dilihat keberhasilannya, yaitu ketika anak menginjak aqil baligh. Ketika baligh seharusnya telah sempurna fungsi organ fisiknya, indikatornya ditandai menstruasi bagi wanita dan mimpi basah bagi pria, sekaligus aqil, yaitu telah sempurnanya kedewasaan psikologis, indikatornya siap hidup berumah tangga. Bagi pria mampu memberi nafkah lahir batin, dan bagi wanita siap melayani suami, merawat rumah dan anak.
Kenyataannya generasi hari ini datangnya baligh lebih awal dan datangnya aqil lebih lambat.
Apa yang menyebabkan baligh datang lebih cepat ?
Baligh datang lebih cepat karena faktor nutrisi yang tidak alamiah, dan tontonan-tontonan yang menjurus kepada pornografi.
Apa yang menyebabkan aqil datang lebih lambat ?
Aqil datang lebih lambat karena sistem pendidikan yang tidak menumbuhkan kemandirian pada diri anak.
Bagaimana cara memperlambat baligh dan mempercepat aqil?
Memperlambat baligh dengan memberikan nutrisi alamiah dan menghindarkan dari tontonan-tontonan negatif.
Mempercepat aqil dengan memberikan tanggung jawab kepada anak dan menerapkan metode pendidikan “raja tega”.
Bagaimana solusinya jika sudah terlanjur menjadi remaja ?
Kita merujuk ke Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ منكُم الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu (remaja-pen.) hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Barangsiapa yang sudah baligh dan aqil, diperintah segera menikah.
Yang sudah baligh tetapi belum mampu menikah atau belum aqil (masih remaja), diperintah berpuasa. Karena dengan puasa dapat mengendalikan diri dari sifat “merusak” tadi.
Dan percepat masa transisi ini dengan menggiatkan belajar dan berlatih keterampilan hidup…
Jangan lama-lama…!
#Pendidikan Karakter Nabawiyah