Karakter belajar adalah keinginan untuk mempelajari sesuatu secara alami, tidak perlu diajarkan secara khusus. Tugas guru dan orang tua untuk menumbuhkan karakter belajar anak adalah dengan menyediakan fasilitas kepada anak berupa pembimbingan untuk berinteraksi dengan alam, bergaul dengan teman, keluarga, dan masyarakat.
Setiap anak yang lahir diberi karunia oleh Allah ta’ala berupa sifat ingin tahu sebagai bekal untuk mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkannya dalam peran peradabannya nanti.
Rasa ingin tahu (Intellectual curiosity) anak inilah yang menjadikan seorang anak menjadi pembelajar yang tangguh untuk memiliki kompetensi-kompetensi bidang keterampilan fisik, pikiran, maupun sikap.
“ظهور التساؤلات الفطرية عن الكون والحياة والإنسان“( توفيق، 24:2004)
“Adanya pertanyaan-pertanyaan tentang kejadian dan kehidupan manusia menunjukkan fitrah”. (taufiq, Dalilul anfusi bainal Qur’anil Karim wal ilmul hadits, 2004:24)
Metode belajar yang banyak disebutkan dalam Al-qur’an antara lain adalah metode soal-jawab. Allah ta’ala berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الاَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji;” (QS. Al-Baqarah: 189)
وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا
Dan mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya”(QS. Al-Kahfi:83)
Dan masih banyak ayat-ayat lainnya dalam Al Qur’an yang menunjukkan tentang rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu yang ada di alam ini, sebagaimana yang disebutkkan pada surat thaha: 105, An Nazi’ah: 42, dan Al Isra’: 85.
Kecintaan belajar harus ditumbuhkan kepada setiap anak, karena Allah ta’ala telah memberikannya sama kepada semua anak yang lahir. Tetapi gaya belajar anak hendaknya dipetakan karena masing-masing anak berbeda gaya belajarnya.
Penulis: Ustadz Abdul Kholiq