MATERI SOTIS #1:
PENDIDIKAN BERBASIS RUMAH
Mendidik anak adalah amanah bagi setiap orang tua tidak bisa digantikan atau didelegasikan kepada siapapun. Karena setiap orang tua akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anaknya
Allah ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim: 6)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya” (HR Bukhari – Muslim)
Karena pendidikan anak adalah merupakan kewajiban orangtua masing-masing, bukan pada lembaga, sekolah, guru, ustadz atau kyai, maka pendidikan yang sebenarnya dan yang sejati adalah di rumah,
Pendidikan berbasis rumah yang disebut juga Home Education (HE) bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kepada anak2 kita. Namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi FITRAH-FITRAH dalam diri kita dan anak-anak kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia-mulianya akhlak. Karena setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagai mana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi” (HR. Muslim)
Jadi setiap anak yang lahir di dunia ini dalam keadaan fitrah, yaitu dalam keadaan sudah diisi oleh Allah ta’ala dengan kebaikan-kebaikan. Anak yang lahir pada dirinya TIDAK KOSONG, tetapi sudah terinstal keimanan dan kebaikan-kebaikan dan karena pendidikan yang salah maka anak akan menyimpang dari fitrah tersebut.
Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:
1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pada galibnya mengenal dan merindukan sosok Rabb.
2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati.
3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifiknya di muka bumi.
4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqil baligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik.
Ke-4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke-4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.
Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.
Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.
Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.
Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.
Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.
Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia.
Bagaimana memulai pendidikan berbasis rumah/HE?
Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah-fitrah baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah-rumah kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.
Memulai Home Education adalah memulai utk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita utk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita. Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua.
Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.
Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu. Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik.
Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya. Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya. Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya. Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing..dstnya.
Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya.
Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.