MATERI SOTIS #4 :
“MISSION IMPOSSIBLE”
Misi Pendidikan adalah “mission impossible”,
sebuah misi yang tidak mungkin berhasil.
Tak satu pun manusia di bumi ini akan berhasil mengemban misi pendidikan, walau sekaliber pakar pendidikan kelas dunia sekalipun.
Misi dilakukan untuk meraih tujuan.
Sedang tujuan pendidikan adalah “terbentuknya generasi yang bermanfaat bagi peradaban dengan semulia-mulia akhlaq”.
Ada tiga hal yang mendasari tujuan pendidikan tersebut yaitu hati, pikiran, dan badan.
Yang paling utama diantara ketiganya adalah HATI(1), karena di dalam hatilah letaknya iman.
Dalam prioritas pendidikan, iman harus didahulukan sebelum ilmu dan amal(2).
Oleh karena itu mendidik hati anak-anak kita, lebih didahulukan sebelum mendidik sisi yang lainnya.
Tetapi sesungguhnya tidak ada satu manusia pun yang mampu mengendalikan hati manusia,
bahkan orang tua pun tidak mampu mengendalikan hati anak-anaknya(3).
Lalu
Kalau seorang pendidik tidak kuasa sedikitpun terhadap anak didiknya, buat apa harus susah payah mendidiknya?
Betul, pendidik tidak memiliki kuasa sedikit pun terhadap hati anak didiknya.
Tetapi ketahuilah bahwa sesungguhnya hasil akhir bukanlah ukuran kesuksesan dalam mengemban misi pendidikan.
Kalau hasil akhir bukan ukuran keberhasilan pendidikan, lalu buat apa harus repot-repot melakukan misi untuk tujuan pendidikan tersebut?
Proses…!
Itulah yang bisa pendidik lakukan…
Orientasi pendidikan bukanlah pada hasil akhir…
Tetapi harus selalu berorientasi pada proses.
Sebagaimana Allah menilai keberhasilan seseorang bukan pada hasil akhir dari amalan yang dilakukan, tetapi yang dinilai adalah bagusnya amalan yang dilakukan(4)
Ada pepatah …
“Manusia hanya bisa merencanakan, hasilnya terserah Yang Di Atas sana”
Bukan hasil akhir mendidik yang dinilai oleh Allah ta’ala,
tetapi ikhlas dan benarnya proses mendidik yang akan dinilai oleh Allah ta’ala.
Abdul Kholiq
Sekolah Karakter Imam Syafi’i (SKIS) Semarang
#Hari pertama sekolah
Rujukan:
(1) Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
(2) Dari Jundub bin Abdillah:
كُنَّا غِلْمَانًا حَزَاوِرَةً مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَتَعَلَّمَنَا الإِيمَانَ قَبْلَ الْقُرْآنِ ، ثُمَّ تَعَلَّمَنَا الْقُرْآنَ ، فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا وَإِنَّكُمُ الْيَوْمَ تَعَلَّمُونَ الْقُرْآنَ قَبْلَ الإِيمَانِ
“Kami bersama Nabi saat kami masih muda; kami belajar iman sebelum Al-Quran. Kemudian ketika kami belajar Al-Quran, bertambahlah iman kami, Adapun kalian hari ini belajar Al-Quran sebelum Iman (Sunan Ibnu Majah no. 60)
(3) Nabi bersabda ketika ditanya Ummu Salamah,
يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. Tirmidzi no. 3522)
Karenanya, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– sering memohon dalam do’anya adalah agar hatinya terus dijaga dalam kebaikan. Beliau sering berdo’a,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”.
Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3: 257)
(4) Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)