Panen Sebelum Waktunya

Panen Sebelum Waktunya

Seorang Ibu mengeluh….
Anakku keras kepala, suka membantah dan banyak alasan kalau disuruh, padahal dia baru berumur 6 tahun.., apa jadinya kalau sudah besar nanti…?

Sementara ibu yang lain menambahi…
Iya.., kayak anakku juga, kalau disuruh duduk belajar susahnya minta ampun…, gak betah tinggal di rumah…
Kalau begitu terus .., bagaimana masa depannya nanti…? Suram …!

Nggak kalah serunya ibu yang lainnya lagi menimpali…
Anakku baru berumur 5 tahun, sukanya menyendiri dan nggak suka kumpul-kumpul bersama teman-temannya, kalau kuper kayak gitu apa bisa sukses nantinya…?

Dan masih banyak keluhan senada lainnya tentang itu.
Wajar.., dan sangat wajar seorang ibu khawatir terhadap anaknya yang keadaannya seperti itu.

Namun ketahuilah wahai para orang tua…
– Setiap anak itu hebat, Tidak ada anak yang bodoh. Adanya anak yang merasa bodoh karena potensi yang dimilikinya tidak diakui sebab dianggap tidak sesuai dengan trend yang ada.
– Setiap anak itu pembelajar yang tangguh, tidak ada anak yang malas belajar. Adanya anak tidak suka belajar yang bukan potensinya dan bukan gaya  belajarnya.
– Setiap anak itu memiliki kemampuan unik, dan tidak bisa dibanding-bandingkan dengan anak yang lain.

Hanya saja banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa kupu-kupu yang indah, dulunya berbentuk ulat yang tidak menarik bahkan sebagian orang jijik kepadanya, kemudian menjadi kepompong, lalu jadilah kupu-kupu dewasa yang indah.

Anak kecil yang keras kepala dan suka membantah, itulah sifat sang calon pemimpin.
Anak kecil yang tidak betah dirumah, suka berkumpul temannya, itulah sifat yang dimiliki para ahli bidang sosial
Anak kecil yang suka menyendiri, itulah sang calon peneliti.
Dan masih banyak lagi potensi-potensi kekuatan yang luar biasa pada diri anak , tetapi orang tua menganggapnya itu sebagai kelemahan bahkan dianggap kenakalan. Padahal sebenarnya sifat-sifat yang tidak menyenangkan itu ibarat perilaku ulat yang kelak akan menjadi kupu-kupu dewasa yang indah

Belajar tidak harus dengan buku dan duduk di kursi, tetapi dapat dilakukan ketika bermain, mengobrol dengan teman, bahkan bertengkar dengan kakak atau adiknyapun bisa jadi sarana belajar bagi anak.

Pendidikan tidak bisa dilihat hasilnya setahun, dua tahun, bahkan lima tahun..
Pendidikan akan dapat dilihat hasilnya setelah anak menjadi dewasa..
Keshalehan anak belum dapat dijustifikasi ketika anak masih kecil…
Kesolehan akan tampak indah ketika mereka menginjak aqil baligh dan dewasa…
Jikalau orang tua menuntut keshalehan anak tampak ketika masih kecil…, ibarat ingin memanen hasil cocok tanam sebelum waktunya. belum umur, belum ada buahnya, bahkan kalau diambili daun atau batangnya pohon akan tumbuh tidak sempurna bahkan bisa mati binasa.
Sabar dan sabar…, didik dan tunggu sampai aqil baligh.

 

Penulis : Ustadz Abdul Kholiq

 

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Jl. Karangroto Raya (KH.Zainudin Raya) No. 27 A, RT 7 RW 2, Komplek Radio Mutiara Qur’an 1170 AM, Karangroto, Genuk, Semarang 50117

No WA : 089 503 659 911

SEKOLAH KARAKTER IMAM SYAFI’I (SKIS) SEMARANG @2022