Pendidikan Karakter 0-7 Tahun

PENDIDIKAN KARAKTER USIA 0-7 TAHUN

Berdasar pada tuntunan pendidikan anak usia 0-7 tahun yang telah ditunjukkan dengan banyak sumber tersebut maka dapat dipaparkan deskripsi pendidikan karakter pada usia ini tentang hal-hal yang terkait dengan pribadi anak, dan keterkaitannya dengan keadaan perkembangan jaman dimana anak tersebut hidup.

Penekanan pembelajaran pada usia 0-7 tahun adalah penekanan pada permainan imajinasi, banyak menstimulasi sensorik dan motorik anak. Hingga usia 7 tahun anak belum memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Peran guru dan orang tua cukup sebagai fasilitator yang mengawasi dan mendokumentasikan anaknya bermain bebas dan spontan.

Karakter keimanan: Membangkitkan kesadaran Allah sebagai Robb dengan keteladanan, kisah inspiratif dan kepahlawanan, membangkitkan imaji positif terhadap diri, Allah, Ibadah, dan Agama.

Karakter Belajar: Membangkitkan logika dasar dan nalar melalui bahasa ibu sehingga sempurna ekspresinya, belajar bersama alam, belajar bersama kehidupan, imaji positif tentang alam, kehidupan dan belajar, belajar dari mencoba.

Karakter Bakat: Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam aktifitas untuk memperkaya wawasan, dan mendokumentasikan aktifitas anak.

  • Karakter anak usia 0-7 tahun

 Karakter keimanan:

Setiap anak lahir dalam keadaan telah terinstal potensi karakter keimanan, karena setiap dari kita telah bersaksi bahwa Allah adalah Robb pencipta alam semesta pada saat di rahim ibu.

Karakter belajar:

Setiap anak adalah pembelajar tangguh dan hebat yang sejati. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatifitas imajinasi, explorer, penjelajah, dan peneliti unggul.

Karakter bakat:

Setiap anak adalah unik (berbeda dengan lainnya), mereka masing-masing memiliki sifat produktif atau potensi produktif yang merupakan panggilan hidupnya, yang akan membawanya kepada peran spesifik peradaban

  • Kondisi anak usia 0-7 tahun

 Masa emas karakter iman

  1. Imajinasi dan abtraksi anak pada puncaknya
  2. Alam Bawah sadar terbuka lebar
  3. Imajinasi tentang Allah, Rasul, kebajikan dan kebaikan sangat mudah dibangkitkan
  4. Melingkupi semua karakter lainnya. Tanpa tumbuhnya karakter iman, karakter lainnya akan menjadi tidak mulia.
  5. Otak kanan lebih dominan dari otak kiri
  6. Pembentukan egosentris (pendidikan personal), anak merasa dirinyalah yang paling penting, paling hebat dan pusat perhatian semua orang.
  7. Setiap anak lahir dalam keadaan unik dalam penciptaannya. Tidak ada manusia yang sama di muka bumi, setiap anak adalah very special limited edition

 

  • Langkah pembelajaran pada anak usia 0-7 tahun

 Membangkitkan Imajinasi positif dan kesadaran bahwa Allah sebagai Robb (tauhid rububiyyah)melalui keteladanan dan kisah-kisah kepahlawanan,   inspiratif yang membahagiakananak.

  1. Sosok Robb bagi seorang bayi adalah kedua orang tuanya, bagaimana ayah bundanya bersikap, maka begitulah anak balita membangun imaji baik dan buruk tentang Robbnya kemudian mempersepsi Robbnya yang kemudian membentuk  pengsikapan terhadap Robbnya dalam kehidupannya kelak.
  2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membiarkan cucunya bermain kuda-kudaan di punggung beliau pada saat beliau sujud ketika mengimami sholat sampai lama sekali hingga cucunya puas. Hal ini untuk membangkitkan imajinasi positif kepada anak bahwa ibadah itu menyenangkan.
  3. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meminta Imam sholat untuk memendekkan bacaannya apabila terdapat anak-anak di shaf makmumnya. Hal ini akan menjadikan anak berpresepsi bahwa dalam melakukan shalat sangat menyenangkan hatinya.
  4. Membangkitkan egosentris untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
  5. Belajar bersama alam (BBA). Memanfaatkan alam yang luas terbentang untuk proses pembelajaran dalam tiga hal pokok:
  • Alam sebagai ruang belajar

Alam adalah ruang belajar interaktif yang tidak dibatasi sekat-sekat dinding, dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja

  • Alam sebagai media dan bahan ajar

Alam kaya akan jenis-jenis benda yang dapat dijadikan sebagai media dan bahan ajar yang mendukung efektifitas pembelajaran

  • Alam sebagai obyek belajar

Proses pembelajaran melalui pengamatan dan uji coba terhadap gejala-gejala alam mengasah daya kritis dan kepekaan anak yang akan menumbuhkan kesadaran akan kemahakuasaan Allah ta’ala.

  1. Penggunaan bahasa ibu sejak dini agar anak dapat mengungkapkan gagasan dan perasaannya secara utuh.
  2. Bermain bersama anak-anak dengan menjadi anak-anak. Tidak menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  3. Membangkitkan Logika Dasar dan nalar, melalui bahasa ibu
  4. Membangkitkan imajinasi positif tentang belajar, alam, kehidupan, dengan belajar bersama alam terbuka sehingga anak mendapatkan pengalaman pembelajaran di alam.
  5. Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam Aktivitas yang memperkaya wawasan anak.
  6. Mendokumentasikan Aktivitas untuk mendeteksi kecenderungan bakat anak
  7. Anak didekatkan pada sosok ayah dan ibu agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.

 

  • Contoh penyimpangan pembelajaran pada anak usia 0-7 tahun

 Mengutamakan akademik atau kognitif seperti calistung (baca tulis hitung).

  1. Menggegas hafalan tanpa memperhatikan ketertarikan anak pada hafalan, yg tepat dengan metode talaqi agar anak tertarik.
  2. Mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas.
  3. Mendahulukan mengajarkan syariat atau ibadah daripada mengembangkan keimanan dan aqidah.
  4. Memberikan cerita-cerita tentang banyak peringatan tentang hal-hal yang buruk.
  5. Memberikan ancaman/hukuman apabila anak melakukan kesalahan/pelanggaran.
  6. Membandingkannya dengan anak-anak yang lain.
  7. Berkata atau bersikap atau berwajah yang tidak ramah apalagi kasar kepada anak.
  8. Berobsesi menjadikan anak sesuai profesi tertentu tanpa mempertimbangkan keunikan dan bakat anak.
  9. Menitipkan anak di bawah usia aqilbaligh, terutama di bawah usia 7 tahun pada oranglain atau lembaga atau boarding school dengan alasan apapun kecuali orang tua wafat atau uzur.
  10. Menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  11. Terlalu terkonsentrasi pada perbaikan kekurangan anak, seharusnya terkonsentrasi pada pengembangan kelebihan anak sehingga kekurangan akan tertutupi.

 

  • Pemetaan potensi anak usia 0-7 tahun

Pemetaan potensi pada anak usia 0-7 tahun dilakukan untuk membantu mengetahui potensi anak dalam hal:

  1. Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
  2. Gaya belajar
  3. Sifat bakat
  4. Aktifitas bakat

Pada usia ini penekanan pemetaan sebenarnya pada potensi kecerdasan dan gaya belajar anak. Hal ini dikarenakan nantinya pada usia 7 tahun anak akan memasuki fase penumbuhan karakter belajar, sehingga jika lebih dini orang tua mengetahui potensi kecerdasan dan gaya belajar anak, maka akan lebih mudah menumbuhkan karakter belajar anak pada fasenya nanti.Potensi kecerdasan, gaya belajar, sifat dan aktifitas bakatanak akan mulai tampak sejak usia tiga tahun dan akan tampak jelas ketika usia 10 tahun.

Penulis: Ustadz Abdul Kholiq

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Jl. Karangroto Raya (KH.Zainudin Raya) No. 27 A, RT 7 RW 2, Komplek Radio Mutiara Qur’an 1170 AM, Karangroto, Genuk, Semarang 50117

No WA : 089 503 659 911

SEKOLAH KARAKTER IMAM SYAFI’I (SKIS) SEMARANG @2022