PENDIDIKAN KARAKTER USIA 7-10 TAHUN
Berdasar pada tuntunan pendidikan anak usia 7-10 tahun yang telah ditunjukkan dengan banyak sumber tersebut maka dapat dipaparkan deskripsi pendidikan karakter pada usia ini tentang hal-hal yang terkait dengan pribadi anak, dan keterkaitannya dengan keadaan perkembangan jaman dimana anak tersebut hidup.
Penekanan pembelajaran pada usia 7-10 tahun adalah pada belajar tentang sistem simbol, aturan dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Guru dan orang tua mengambil peran sebagai pembimbing sehingga anak dapat aktif belajar dari bereksplorasi.
Karakter Keimanan: Membangkitkan kesadaran bahwa Allah ta’ala sebagai Al-Malik dengan keteladanan, mengenal nilai dan mengenal perintah dan larangan seperti sholat dan ibadah lainnya.
Karakter Belajar: Membangkitkan gairah belajar dengan bahasa ibu hingga sempurna maknanya, belajar dari alam dan masyarakat, belajar bersama kehidupan, mendapatkan ide dari riset dan nalar, mulai melakukan proyek-proyek untuk mempelajari sesuatu.
Karakter Bakat: Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam aktifitas dan gagasan dengan mengenal diri/pemetaan bakat, perencanaan portfolio, tour the talent (mengenalkan beragam profesi), dan mendokumentasi kegiatan.
- Karakter anak usia 7-10 tahun
1. Karakter keimanan:
Setiap anak lahir dalam keadaan telah terinstal potensi karakter iman, karena setiap dari kita telah bersaksi bahwa Allah adalah Robb pencipta alam semesta pada saat di rahim ibu.
2. Karakter belajar:
Setiap anak adalah pembelajar tangguh dan hebat yang sejati. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatifitas imajinasi, explorer, penjelajah, dan peneliti unggul.
3. Karakter bakat:
Setiap anak adalah unik (berbeda dengan lainnya), mereka masing-masing memiliki sifat produktif atau potensi produktif yang merupakan panggilan hidupnya, yang akan membawanya kepada peran spesifik peradaban
- Kondisi anak usia 7-10 tahun
- Usia ini adalah puncak tumbuhnya karakter belajar dan dimulainya karakter sosial, maka jangan lewatkan untuk melakukan banyak aktivitas belajar yang menantang,menyenangkan, dan berkesan, melalui belajar langsung ke alam dan pengalaman kehidupan.
- Anak usia 7 tahun mulai diperintah dan diajarkan sholat.
- Anak berada pada masa dimana otak kanan dan otak kiri sudah tumbuh seimbang,
- Sifat egosentris anak mulai mereda bergeser ke sosiosentris, mereka sudah memiliki tanggungjawab moralsehingga mulai terbuka pada eksplorasi dunia di luar dirinya secara maksimal, kemudian di saat yang sama ada perintah sholat.
- Langkah pembelajaran pada anak usia 7-10 tahun
- Membangkitkan kesadaran bahwa Allah ta’ala sebagai Wali (Waliyan) dan Pemberi keputusan (Hakiman)
- Membangkitkan sosiosentris dengan banyak berinteraksi dengan teman, anggota keluarga dan lingkungan sekitar.
- Anak dididik untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri (kebersihan, penampilan, kesehatan, dan disiplin diri) dan barang-barang miliknya sendiri mulai usia 7 th.
- Menjawab semua keingintahuan anak yang banyak bertanya tentang segala sesuatu karena pada keadaan pintu masuk pengetahuan bagi anak terbuka lebar-lebar. Apapun jawaban yang diberikan akan diingat oleh anak.
- Belajar bersama alam (BBA). Memanfaatkan alam yang luas terbentang untuk proses pembelajaran dalam tiga hal pokok:
- Alam sebagai ruang belajar
Alam adalah ruang belajar interaktif yang tidak dibatasi sekat-sekat dinding, dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
- Alam sebagai media dan bahan ajar
Alam kaya akan jenis-jenis benda yang dapat dijadikan sebagai media dan bahan ajar yang mendukung efektifitas pembelajaran.
- Alam sebagai obyek belajar
Proses pembelajaran melalui pengamatan dan uji coba terhadap gejala-gejala alam mengasah daya kritis dan kepekaan anak yang akan menumbuhkan kesadaran akan kemahakuasaan Allah ta’ala.
- Mendokumentasikan kegiatan untuk mendeteksi kecenderungan bakat dan minat anak melalui beragam aktifitas.
- Mendekatkan anak laki-laki kepada ayah dan anak perempuan didekatkan kepada ibu, untuk memahami peran sosial kelelakian dan keperempuanan.
- Contoh penyimpangan pembelajaran pada anak usia 7-10 tahun
- Hanya fokus pada akademik, sementara lupa atau lalai untuk memperbanyak wawasan, gagasan dan Aktivitas di dunia sosial. Umumnya beban akademik sangat berat pada usia ini ditambah dengan persekolahan penuh hari (full day). Hal ini memperlambat atau menyulitkan penemuan bakat pada usia 10 tahun nantinya.
- Anak lelaki tidak didekatkan dengan ayah, dan anak perempuan tidak didekatkan dengan ibu, sehingga karakter gender anak tidak tumbuh semestinya dan tidak memahami perbedaan peran sosial lelaki dan perempuan, misalnya shalat berjamaah ke masjid bagi anak lelaki bersama ayah dan sebagainya. Selain itu sosok ideal seorang lelaki akan tidak utuh pada anak lelaki dan sosok ideal seorang perempuan tidak utuh pada anak perempuan.
- Kebanyakan usia ini dihabiskan dengan belajar formal dan kaku, sehingga tanpa sadar anak perlahan lahan membenci belajar dan tidak bergairah bernalar. Anak hanya belajar ketika ada tugas sekolah, ketika akan ujian dan ketika disuruh.
- Mengirimkan ke boarding school sebelum masuk aqilbaligh. Banyak kasus penyimpangan kejiwaan jika mengirimkan anak ke boarding school sebelum aqilbaligh.
- Terlalu terkonsentrasi pada perbaikan kekurangan anak, seharusnya terkonsentrasi pada pengembangan kelebihan anak sehingga kekurangan akan tertutupi.
- Pemetaan potensi anak usia 7-10 tahun
Prosedur pemetaan potensi pada anak usia 7-10 tahun masih sama dengan pemetaan anak usia 0-7 tahun. Pemetaan ini dilakukan setiap akhir semester, mengingat adanya kecenderungan berubah-ubah pada kecerdasan, gaya belajar, sifat dan aktifitas bakat untuk anak usia 0-10 tahun.
Pemetaan pada usia ini adalah lebih dipentingkan pada pemetaan potensi bakat, baik sifat bakat ataupun aktifitas bakat. Karena pada usia 10 tahun seharusnya anak sudah melakukan pembelajaran yang sesuai dengan bakatnya. Dapat dikatakan pada usia 10 tahun nantinya sudah dilakukan penjurusan dalam pembelajarannnya, yaitu penjurusan sesuai bakatnya.
Penulis: Ustadz Abdul Kholiq
.